Jumat, 29 November 2019

Guru... Saya Bosan Hidup


Seorang laki-laki mendatangi gurunya, “Guru ... saya sudah bosan dengan hidup ini, jenuh dengan segala rutinitas, pekerjaan saya berantakan, setiap usaha saya selalu gagal, teman-teman saya tidak ada lagi yang mempedulikanku, saya benar-benar ingin mati saja”. Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit”.
“Tidak guru, saya tidak sakit. Saya sehat, saya hanya bosan dengan semua ini”. Seolah-olah tidak mendengar pembicaraan muridnya, guru itu meneruskan, “Kamu sakit, kamu menderita Sindrome Hidup. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan”.

Banyak diantara kita yang kalah dalam kehidupan, dan kemudian tanpa sadar melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma. Hidup seharusnya berjalan terus, mengalir terus, tapi kita mahluk status-quo. Kita bertahan di suatu tempat, kita tidak ikut mengalir. Itulah sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Pertahanan kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, jika kamu bertekad untuk sembuh dan mendengar nasihatku." Demikian si guru menyarankan. "Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak mau hidup lagi."

Lelaki itu menolak tawaran si guru. "Jadi kamu tidak mau sembuh?? "Kamu betul-betul ingin mati?" Tanya si guru. "Ya, memang saya sudah bosan dengan hidup ini", lelaki itu menjawab dengan yakin. "Baik, petang esok kamu akan mati seperti yang kamu ingini. Ambillah botol ini. Setengah botol di minum malam ini, setengah botol lagi kamu minum petang esok jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang." kata si guru sambil tersenyum.

Lelaki tersebut heran dan bingung. Setiap orang yang dia jumpai selama ini sentiasa memberikannya semangat untuk hidup. Guru yang satu ini aneh. Guru ini malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh dan tidak mau hidup lagi, dia menerimanya dengan senang hati.

Sampai rumah, lelaki itu langsung meminum setengah botol racun yang disebut "obat" oleh si guru. Dan, dia merasakan ketenangan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai... Dia menikmati ketenangannya itu. Masa berjalan dan tinggal 1 hari, 1 malam dia akan mati.

Lali-laki itu berfikir, dia akan bebas dari segala macam masalah. Malam itu, dia memutuskan untuk makan malam di luar bersama keluarganya. Sesuatu yang sudah tidak pernah dia lakukan selama beberapa tahun kebelakangan ini. Dia fikir ini merupakan malam terakhir, jadi dia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, dia bersenda gurau dengan keluarganya. Suasananya pun menjadi sangat santai dan tenang! Sebelum tidur, dia mencium isterinya dan membisik di telinganya, "Sayang, aku mencintaimu." Sesuatu yang sudah lama dia tidak ungkapkan di bibirnya.

Subuh esok harinya, dia membuka tirai dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan dia segera beranjak ke masjid, sesuatu yang juga sudah sangat dilakukannya selama ini. Kembali ke rumah setengah jam kemudian, dia mendapati isterinya masih tertidur. Kemudian digoyankanlah dengan pelan tubuh istrinya,sambil berbisik "Sayang..., bangun... subuhan dulu." Kemusian dia segera ke dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk isterinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, dia ingin meninggalkan kenangan manis kepada semua orang di sekelilingnya.

Di kantor, dia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Boss kita bersikap baik sekali ya?" Dan sikap mereka pun terus berubah. Mereka pun menjadi lembut. Kerana siang itu adalah siang terakhir, dia ingin meninggalkan kenangan manis juga kepada pekerjanya. Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Dia menjadi ramah dan lebih bertoleransi, bahkan dia lebih bersikap menghargai terhadap apa-apa yang berlaku di sekelilingnya.

Tiba-tiba dia merasakan hidupnya menjadi indah. Dia mulai menikmatinya. Pulang ke rumah jam 5 petang, ia mendapati isteri tercinta menunggunya di beranda depan. Selama ini, si isteri yang memberikan ciuman kepadanya dan berkata, "Sayang, sekali lagi saya minta maaf, jika selama ini saya selalu menyusahkan sayang." Anak-anak pun tidak mahu ketinggalan, "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena kelakuan kami. "Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Dia membatalkan niatnya untuk mengakhiri hidup. Tetapi dia tersentak, bagaimana dengan setengah botol yang sudah dia minum, petang semalam?

Dia bergegas berjumpa dengan si guru. Melihat wajah lelaki itu, si guru terus mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata, "Buang saja botol itu. Isinya cuma air kosong saja. Kau sudah sembuh bukan?? Apabila kau hidup dalam arus kehidupan, apabila kau hidup dengan kesadaran bahawa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Buangkan egomu, leburkan keangkuhanmu, nyahkan kesombonganmu. Jadi lembut, selembut air, dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan pernah jenuh, tidak akan pernah bosan. Kau akan menikmati hidup bersama-sama yang lain. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan "..

Lelaki itu mengucapkan terima kasih dan menyalami si guru, dia lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Dia tidak pernah lupa hidup dalam arus kehidupan, sentiasa mengalir terus.  Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu hidup... Hidup bukanlah merupakan suatu beban yang harus dipikul tapi merupakan suatu anugerah untuk dinikmati.

"Anda tidak akan pernah menang, jika anda tidak pernah mengambil langkah untuk memulakan."

~~~~~~~~ ðŸ’•💖💗💖💕 ~~~~~~~~


0 Comments:

Posting Komentar